Jumat, 14 September 2007

KAOS DAN IDENTITAS ANAK MUDA

Jika kita berbicara tentang kaos tentunya kita akan merujuk pada fashion (gaya, mode), mengalirnya fashion di pusat-pusat perbelanjaan memberikan pengaruh yang besar sekali dalam memacu kecepatan produksi dan konsumsi masyarakat. Seperti halnya kaos, bukan hanya gambarnya yang berfaritif, akan tetapi hingga pada model kaos yang juga semakin berfariasi. Bagi anak muda kebanyakan kaos merupakan fashion sehari-hari tentunya jika bandingkan dengan baju (kemeja). Disamping mereka merasa nyaman, kaos dapat juga memberikan kesan santai tetapi tetap gagah.Bagi anak muda sendiri pemikiran tentang kaos tidak berhenti pada rasa nyaman dan kesan santai saja. Seperti halnya, Jawa, dibaca Jawak (23) dari komunitas sketbord gedung pusat yang kesehariannya lebih menyukai memakai kaos dari pada memakai baju (kemeja), dia mengatakan “walaupun kaos bukan satu-satunya ikon anak sketers, akan tetapi kita bisa menilai apakah dia anak sketers dari tampilan kaosnya.” Memang fashion anak sketers selain kaos, masih mempunyai faktor pendukung lainnya, seperti halnya celana lebar, musik, dan sepatu, akan tetapi semua itu hanya untuk memberikan nilai tambah dalam penumbuhan image anak sketers. Seperti kata Jawa, untuk mengidentifikasi kita bisa melihat dari kaosnya dengan memperhatikan disaign, kombinasi warna, dan mereknya. Adapun yang dimaksud adalah desaign simpel dalam arti tidak ramit, kombinasi warna tidak jauh dari warna hitam, hijau, coklat, biru, dan merah (dengan catatan tampil mecing) sedangkan merek, biasanya mereka memakai merek lokal, seperti 347, Hello sketbord, Oval Risert, dll.Menurut Jawa, kaos diartikan sebagai identitas anak muda. Seperti pada teman-teman sketersnya, dengan menirukan fashion atau ikon sketers seperti Paul ro Driquez, Pjladd, dll. Dapat memberikan sugesti pada sketers untuk semakin menambah kempuan dalam trik berseluncur, dan masing-masing dari mereka mempunyai gaya sendiri-sendiri akan tetapi tetap tidak terlepas dari identitas anak sketers.Dari keterangan Jawa, masyarakat khususnya anak muda memang dikondisikan untuk mengkonsumsi trend yang kemudian dijadikan sebagai identitas, dan biasanya mereka dapatkan dari teman-teman, video, majalah, dan situs internet. Pada anak skaters, kebanyakan dari mereka mendapatkannya dari majalah, seperti majalah Trend Sword, Lokal Happen, Skatboard mad, The Skatboard Directory, dsb.Dari pernyataan diatas, penanaman image seperti yang dikatakan Jawa memang sengaja dibuat untuk dikonsumsi, dengan memakai ikon atau model sebagai media promosi maka, masyarakat dituntun untuk mengadopsi trend atau gaya yang ditawarkan melalui pencitraan. Dimas Baruna Putra (18) yang biasa dipanggil Dimas mengatakan bahwa ”untuk saat ini trend yang diadopsi oleh anak muda didapat dari pengruh luar”. Adanya internet, Televisi, dan media massa membawa pengaruh besar pada masyarakat untuk memilih trend seperti apa yang mereka anut.Pencitraan yang sengaja dibangun melalui kaos pada dasarnya memang sengaja difungsikan sebagai media penyeragaman dan penumbuhan identitas, seperti halnya yang terjadi pada anak gank, kampanye pemilu, dll. Dengan menyeragamkan baik model kaos, design, atau warna kaos, mereka dapat merasakan adanya keterikatan satu sama lain yang menjadikan mereka merasa menjadi bagian dari komunitas serta, yang tidak kalah pentingnya adalah penanaman eksisitensi dari indifidu itu sendiri yang menyebabkan ia mendapat pengakuan dari masyarakat (diluar komunitas). Bagi mereka, status sosial bukanlah sesuatu masalah ketika mereka membawa identitas yang sama, dan dengan sendirinya dengan adanya penyeragaman maka, kesenjangan social melalui penampilan akan hilang karena semuam tampak sama.

Penulis: Tri, dan Billy

Tidak ada komentar: